Optimistis di Tengah Lesunya Pasar Sedan

radarsemarang 06-05-14 11:38 otomotif

SEMARANG Penjualan mobil jenis sedan di Jateng-DIJ mengalami penurunan. Bahkan pada tahun 2014, sedan diprediksi hanya mendapat porsi sekitar 3 persen dari total seluruh penjualan mobil. Membanjirnya produk jenis low MPV serta mobil murah membuat pasar sedan menjadi tergerus. Ditambah kondisi infrastruktur di Indonesia khususnya di Jateng dan DIJ, memang kurang cocok untuk mobil dengan bodi rendah. Situasi ini membuat Honda harus berpikir keras saat meluncurkan produk sedan terbarunya, New Honda City. Pihak Honda berharap, dari tiga persen pasar sedan, produk Honda diharapkan masih menjadi market leader dengan menguasai lebih dari 44 persennya. Dari 3 persen pasar sedan yang saat ini tersisa, kita optimistis produk Honda masih menjadi market leader dengan menguasai lebih dari 44 persennya, ujar Direktur Honda Semarang Center, Sumantri, di sela-sela launching dan test drive All New Honda City di Mesastila Resort, Temanggung, kemarin. Kehadiran produk baru All New Honda City yang memiliki banyak kelebihan, dibandingkan generasi sebelumnya, diyakini akan mampu meningkatkan penjualan. Meski pasarnya cukup kecil namun Honda tidak meninggalkan segmen awal yang membesarkan Honda sejak kali pertama masuk di Indonesia, yakni sedan, katanya. Dijelaskan, pemasaran Honda City selama ini sangat potensial. Pada tahun 2013 generasi All New Honda City terjual lebih dari 7.000 unit di seluruh Indonesia. Dengan diluncurkannya All New Honda City generasi keempat, kami menargetkan pada tahun ini mampu menjual paling tidak 130 unit di Jateng dan DIJ. Target ini turun dari capaian tahun lalu sebesar 161 unit. Kami yakin dengan berbagai kelebihan yang ada di All New Honda City yang sekarang akan disambut baik oleh konsumen, tambahnya. All New Honda City ini ada tiga varian yakni, S, E dan ES. Dengan harga Rp 288 juta untuk tipe S manual, dan Rp 299 juta untuk tipe S matic. Sedangkan untuk E manual seharga Rp 303 juta dan Rp 313,3 untuk manual dan untuk tipe paling tinggi yakni ES dijual seharga Rp 332 juta, ungkap Eddy. (tya/smu/ce1)